Warga Kapuas Hulu Patut Berbangga, Sungai Utik Masuk 100 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024

Header Menu


Warga Kapuas Hulu Patut Berbangga, Sungai Utik Masuk 100 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024

Sunday, May 26, 2024

Bandi Anak Ragai atau lebih dikenal dengan sebutan Apai Janggut, yang merupakan pegiat lingkungan Indonesia asal Sungai Utik, yang terkenal setelah komunitas adat Dayak Iban Sungai Utik yang diwakilinya menerima penghargaan Equator Prize dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

KAPUAS HULU, artikelpublik.com - Warga masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu parut berbangga. Pasalnya, Desa Wisata Batu Lintang yang terletak di Sungai Utik, wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, masuk dalam 100 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.


Dari 100 besar tersebut nantinya, akan diumumkan menjadi 50 besar.


Kompetisi ADWI itu diikuti oleh 6.016 desa wisata yang ada di Indonesia.


Sebagaimana diketahui, ADWI 2024 yang mengusung tema “Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia” itu merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia sebagai ajang penghargaan bagi desa wisata terbaik di Indonesia.


100 Desa wisata terbaik di Indonesia itu diumumkan langsung oleh Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno, tiga hari lalu di akun resmi Instagram Kemenparekraf RI yakni @anugerahdesawisataindonesia.


Dari 100 desa wisata tersebut, dua di antaranya ada di Provinsi Kalimantan Barat, yakni selain Sungai Utik, yang terletak di Desa Batu Lintang, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, juga Desa Wisata Jagoi Babang yang terletak di Kabupaten Bengkayang.


Atas masuknya Sungai Utik dalam 100 besar ADWI 2024 tersebut, Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu akan terus mendukung upaya pengembangan pariwisata di Kapuas Hulu, termasuk melalui berbagai program dan kegiatan yang dapat meningkatkan daya tarik para wisatawan.


“Saya mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu, untuk terus menjaga kelestarian lingkungan dan budaya, serta adat istiadat yang telah ada agar tetap lestari,“ pinta Bupati Fransiskus Diaan.


Menurut Bupati, kerja sama seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pelaku pariwisata, sangat penting dalam memastikan pariwisata berkelanjutan di Kapuas Hulu.


“Semoga Desa Wisata Sungai Utik ini bisa meraih juara pada kompetisi ADWI 2024, di mana Sungai Utik juga telah beberapa kali meraih penghargaan internasional,” jelas Bupati.


Adapun beberapa penghargaan yang telah diraih oleh Sungai Utik yakni sebagai berikut:


1. Desa Adat pertama yang meraih Sertifikat Ekolabel Tahun 2008


2. Anugerah Kalpataru 19 Juli 2019


3. Equator Prize 24 September 2019 di New York


4. SK KLHK tentang Hutan Adat 20 Mei 2020


5. SK Bupati Kapuas Hulu tentang PMHA Dayak Iban Menua Sungai Utik 2019


6. Gulbenkian Prize 19 Juli 2023 di Portugal


7. Penghargaan Bidang Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat 23 Desember 2021. 


Published: Noto Sujarwoto