Limin atau biasa dipanggil Bang Aming, yang merupakan founder Aming Coffee. |
PONTIANAK, artikelpublik.com - Mayoritas masyarakat, khususnya penikmat atau pecinta kopi, pasti tahu dengan Aming Coffee.
Di Provinsi Kalimantan Barat sendiri, Aming Coffee telah membuka cabang atau gerai di sejumlah Kabupaten/kota.
Bermula dari sebuah warung kopi kecil di Jalan Haji Abbas, Kota Pontianak dan beberapa tahun kemudian disusul dengan membuka cabang di Jalan Haji Ilham, Pontianak, Aming Coffee hadir sejak tahun 2002 dengan menyajikan racikan kopi lokal yang istimewa namun masih tradisional kala itu..
Hal itu disampaikan langsung oleh Limin yang merupakan pemilik (owner/founder) Aming Coffee kepada wartawan saat dirinya dihadirkan sebagai tamu dalam acara Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan oleh Dewan Pers bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Barat dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalbar, di Harris Hotel, Pontianak, Jumat (26/07/2024).
Ia menceritakan sejarah berdirinya Aming Coffee hingga memiliki puluhan cabang dan ratusan pekerja sampai saat ini.
Sebelumnya, Aming Coffee di tahun 1970 sudah memproduksi kopi dan mendistribusikannya ke berbagai warung kopi di Pontianak.
Aming Coffee pun menjadi pionir rasa kopi lokal yang dirindukan masyarakat sehingga lima dekade kemudian, nama Aming Coffee sudah sangat familiar di kalangan penikmat kopi khususnya yang berlokasi di wilayah Kalimantan Barat.
Tak heran jika Aming Coffee menjadi referensi utama bagi para penikmat kopi yang sedang berkunjung ke Kota Pontianak khususnya dan Kalimantan Barat pada umumnya.
Menurut pria bermata sipit itu, demi menjaga keistimewaan dari sebuah cita rasa kopi, Aming Coffee terus berusaha menjaga setiap proses, mulai dari pemilihan biji kopi yang diambil langsung dari petani lokal hingga proses penggilingan biji menjadi kopi bubuk.
Dalam meracik secangkir kopi, Aming Coffee menggunakan proses manual yang membuat tiap cangkirnya memiliki rasa yang otentik.
Aming Coffee tak hanya sekedar tempat untuk menikmati racikan kopi yang istimewa. Pecinta kopi yang datang pun pada prosesnya terbentuk menjadi sebuah komunitas, yang disebut Sahabat Aming.
Sahabat Aming itulah yang merindukan rumah kedua bagi para penikmat kopi untuk berdiskusi atau hanya sekedar bercengkerama.
Limin menjelaskan perjalanan Aming Coffee dimulai. Berjualan kopi merupakan usaha warisan dari orang tuanya tepatnya di tahun 1970, saat itu orang tua Limin berjualan kopi menggunakan gerobak.
Aming sendiri, sapaan karib Limin, mengikuti jejak ayahnya dengan membantu berjualan kopi di tahun 1990. Saat itu ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Barulah di tahun 2018 menjadi awal mula Limin melebarkan sayap dengan membuka cabang Aming Coffee di Mall Transmart Pontianak yang saat itu masih kedai kopi tradisional namun memiliki konsep modern yakni buka kedai di mall.
Sampai saat ini, Limin mengaku sudah memiliki sebanyak 17 cabang di Provinsi Kalimantan Barat. Sedangkan di seluruh Indonesia terdapat 34 cabang (grup), diantaranya di Jakarta, Tangerang, Bogor, Bekasi, Yogyakarta dan Solo.
Adapun tenaga kerja yang terserap di PT. Aming Coffee Indonesia sampai saat ini yakni sebanyak 600-an orang.
Di Kabupaten Kapuas Hulu sendiri, Aming Coffee cukup ramai digemari masyarakat dari berbagai kalangan usia dan gender.
Khusus untuk tempat maupun fasilitasnya sendiri, Aming Coffee cukup nyaman ditongkrongi dan pelayanannya pun cukup gesit atau GPL (Gak Pake Lama).
Masyarakat pecinta kopi selalu tampak memadati gerai Aming Coffee di Kapuas Hulu tepatnya di jantung Kota Putussibau meskipun harga per setiap menunya cukup tinggi dibanding dengan gerai-gerai kopi sederhana lainnya.
Penulis: Noto Sujarwoto
Artikel ini merupakan salah satu materi uji Menulis Berita/FEATURE yang diujikan pada salah satu kelompok peserta Uji Kompetensi Wartawan (UKW) jenjang Madya yang diselenggarakan Dewan Pers di Harris Hotel Pontianak, Kalimantan Barat, 26-27 Juli 2024, yang bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Barat dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalimantan Barat. Materi uji FEATURE ini mendapat nilai 85 dari penguji.