Pontianak, 26 Agustus 2024 – Parapreneur Indonesia, bekerja sama dengan PLN Peduli dan Srikandi PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB), meluncurkan program pelatihan untuk 60 perempuan disabilitas. Program yang bertajuk Srikandi Movement: Woman Support Woman ini bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi bagi perempuan disabilitas melalui pelatihan keterampilan dalam bidang barista dan make-up artist.
Acara pembukaan yang berlangsung di Satuperdua Kopitiam, Pontianak, dihadiri oleh beberapa tokoh penting, termasuk Wakil Ketua Komisi Nasional Disabilitas Republik Indonesia, Deka Kurniawan; Ketua Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia, Adi Warna; Pembina Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia, Mustaat Saman; Senior Manager Keuangan, Anggaran, dan Umum PLN UIP KLB, Sandy Nurdiana; serta Ketua Srikandi PLN UIP KLB, Emma Nurzayanti. Sebanyak 60 perempuan disabilitas penerima manfaat juga turut hadir.
Dalam sambutannya, Sandy Nurdiana menjelaskan, “PLN UIP Kalimantan Bagian Barat bersama Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia menginisiasi program ini untuk menyediakan akses pelatihan keterampilan yang relevan dan praktis bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Pelatihan ini mencakup aspek teknis dan motivasi, serta pemberian peralatan usaha dan program kemandirian komunitas.”
Deka Kurniawan, Wakil Ketua Komisi Nasional Disabilitas Republik Indonesia, memberikan apresiasi yang tinggi kepada PLN dan Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia atas inisiatif ini. “Saya sangat mengapresiasi upaya Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia yang telah mengayomi penyandang disabilitas di Provinsi Kalimantan Barat. Yayasan ini telah memberikan kontribusi besar di berbagai bidang bagi para penyandang disabilitas di wilayah ini,” ujarnya.
Deka juga menambahkan bahwa kehadiran PLN dalam program ini sangat membantu dalam memberdayakan penyandang disabilitas. "Semoga bantuan ini dapat terus berkembang dan memberikan daya yang berkelanjutan bagi masyarakat di sekitar kita,” tambahnya.
Emma Nurzayanti, Ketua Srikandi PLN UIP KLB, mengungkapkan harapannya agar program ini dapat memotivasi para penerima manfaat untuk terus berkarya dan meningkatkan keterampilan mereka. "Kami sangat bersyukur dapat memberikan bantuan ini. Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan semangat kepada para peserta untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian mereka,” kata Emma.
Pelatihan ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 30 orang dilatih dalam bidang barista dan 30 orang lainnya dilatih sebagai make-up artist. Selain pelatihan teknis, PLN juga memberikan bantuan berupa 30 set alat make-up dan satu set mesin pembuat kopi. Pelatihan ini akan berlangsung selama dua minggu, dengan fokus tidak hanya pada keterampilan teknis tetapi juga pada kewirausahaan.
Menurut Mustaat Saman, Pembina Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia, pelatihan ini dirancang untuk memberikan pengetahuan tentang cara memulai dan mengelola usaha, memahami pasar, serta strategi pemasaran yang efektif. Dengan demikian, diharapkan para peserta tidak hanya siap bekerja di sektor tersebut, tetapi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui usaha mereka sendiri.
“Kenapa make-up artist? Karena permintaan untuk merias wajah tidak hanya untuk acara pernikahan saja. Saat ini, wisuda dari TK hingga perguruan tinggi membutuhkan jasa rias. Ini menjadi peluang bagi teman-teman disabilitas untuk berwirausaha,” jelas Mustaat. “Adapun barista, warga Pontianak menjadikan minum kopi sebagai budaya, dan banyak warung kopi berkomitmen untuk memperkerjakan barista disabilitas. Kami menyiapkan kebutuhan tersebut.”
Para peserta pelatihan berasal dari beberapa kabupaten/kota, seperti Ketapang, Kayong Utara, Bengkayang, Sambas, Landak, Mempawah, Kubu Raya, dan Pontianak. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan bagi perempuan disabilitas di wilayah tersebut. (Editor : Romi)