Pontianak – PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) bersama Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia meresmikan D’MUA Community, sebuah komunitas make-up artist (MUA) khusus perempuan disabilitas. Program ini merupakan bagian dari inisiatif sosial PLN Peduli yang bertujuan untuk mendukung inklusivitas dan pemberdayaan perempuan difabel. Dengan pelatihan tata rias sebagai fokus utamanya, program ini memberikan kesempatan kepada 30 perempuan penyandang disabilitas untuk mempelajari keterampilan baru yang dapat membantu mereka memulai usaha di bidang kecantikan.
Ketua Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia, Adi Warna, menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk tidak hanya memberikan keterampilan teknis kepada para peserta, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi perempuan difabel di Kalimantan Barat. Yayasan berkomitmen untuk mendukung upaya pemberdayaan komunitas difabel melalui program-program yang memungkinkan mereka untuk mandiri secara finansial. Adi menambahkan bahwa kerjasama dengan PLN dalam program ini merupakan langkah strategis untuk memperluas jangkauan dampak positif dari program-program yayasan.
Pembina Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia, Mustaat Saman, juga menekankan pentingnya program ini dalam mengubah cara pandang masyarakat terhadap kelompok difabel. Ia berharap bahwa melalui D’MUA Community, stigma negatif yang masih melekat pada perempuan difabel bisa perlahan memudar. Mustaat juga mengapresiasi dukungan dari PLN dan tokoh-tokoh lokal yang terlibat dalam program ini, seperti Lismaryani, Ketua PMI Kalimantan Barat, yang turut hadir memberikan motivasi kepada para peserta.
Selain itu, pelatihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut dipandu oleh Liyan Mirzani, seorang influencer kecantikan ternama di Kalimantan Barat. Liyan memberikan apresiasi besar terhadap kemampuan peserta yang meski memiliki keterbatasan fisik, mampu menunjukkan keterampilan tata rias yang luar biasa. Liyan berharap program ini bisa dilanjutkan secara berkelanjutan dan semakin banyak perempuan difabel yang dapat ikut serta dan mengambil manfaat darinya.
Dengan hadirnya tokoh-tokoh inspiratif seperti Lismaryani dan Liyan Mirzani, pelatihan ini bukan hanya meningkatkan keterampilan teknis para peserta, tetapi juga membangkitkan kepercayaan diri mereka untuk terjun ke dunia profesional. Harapannya, program PLN Peduli dan Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia ini mampu memberikan dampak jangka panjang, baik dalam pemberdayaan ekonomi perempuan difabel, maupun dalam mendorong inklusivitas yang lebih luas di Kalimantan Barat. (Editor: Romi)