Harga Pertalite Makin Menggila di Putussibau, Korwil NCW Kalbar Angkat Bicara: Tidak Perlu Pemda atau DPRD yang Atasi

Header Menu


Harga Pertalite Makin Menggila di Putussibau, Korwil NCW Kalbar Angkat Bicara: Tidak Perlu Pemda atau DPRD yang Atasi

Tuesday, August 12, 2025

Korwil NCW Kalbar, Nelson Tambunan.

KAPUAS HULU, artikelpublik.com - Koordinator Wilayah Nusantara Corruption Watch Kalimantan Barat (Korwil NCW Kalbar), Nelson Tambunan, angkat bicara menanggapi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite yang menggila yakni hingga Rp20 ribu per liter di tingkat pengecer (kios) 'nakal' di wilayah Putussibau dan sekitarnya.


Dalam keterangan tertulisnya kepada artikelpublik.com, ia menyatakan bahwa untuk mengatasi harga BBM, khususnya BBM jenis pertalite yang menggila tersebut, tidak perlu Pemda atau pun DPRD yang menanganinya namun cukup dengan kebijakan dari masing-masing pimpinan APMS, SPBB maupun SPBU.


"Kami dari Korwil NCW Kalbar menyarankan kepada para pimpinan APMS, SPBB maupun SPBU, agar membuat pernyataan, di mana selama tiga hari ke depan tidak ada lagi yang namanya para pengantre khusus apalagi yang menggunakan tangki siluman di APMS, SPBB maupun di SPBU," tegasnya, Selasa (12/8/2025).


Menurut dia, saran tersebut bukannya tanpa alasan. Sebab, selama ini berdasarkan pantauannya di lapangan bahwa APMS maupun SPBU didominasi oleh para pengantre khusus, di mana hasil minyak yang didapat dari antrean tersebut dijual kembali kepada para pengecer.


"Kami perhatikan beberapa hari ini terdapat antrean panjang di SPBU maupun APMS di wilayah Putussibau dan sekitarnya. Minyak habis karena didominasi oleh para pengantre sehingga harga di kios pengecer makin menggila. Jadi, saran saya selama tiga hari ke depan tidak ada lagi yang namanya pengantre khusus sampai harga minyak normal kembali," tuturnya.


Ia pun berharap kepada Aparat Penegak Hukum (APH), untuk mendukung apa yang ia sarankan tersebut, dengan melakukan pengawasan dan pengawalan di setiap APMS maupun SPBU.


"Saya berharap APH mendukung, dengan mengawal dan mengawasinya," harapnya.


Sementara itu, di tempat terpisah, seorang warga Kabupaten Kapuas Hulu, YM, juga memberikan saran agar para pengantre dibuatkan name tag (label nama) yang digantungkan di leher.


"Hanya mereka yang jelas identitasnya saja yang boleh antre dan yang memiliki mini pom berijin saja yang boleh antre, namun dilihat lagi apakah milik aparat atau sipil. Ini agar tidak ada lagi carut marut soal BBM," ujarnya.


Seperti diberitakan sebelumnya, seorang warga Kelurahan Kedamin Hilir, Hadi, terkena apes karena mendapatkan pertalite dengan harga Rp20 ribu per liter di tingkat pengecer, yang berada di wilayah Kelurahan Kedamin Hilir, Kecamatan Putussibau Selatan.


Ia mengaku sangat kaget dengan harga yang menurutnya sangat tidak masuk akal tersebut namun apa boleh buat karena sudah diisi ke dalam motornya. Ia pun dengan terpaksa membayarnya.


"Saya sangat tidak ikhlas saat membayarnya, tapi apa boleh buat sudah diisi ke motor saya," kesalnya.


Sebagaimana diketahui, dalam sepekan ini, pemandangan di SPBU-SPBU yang berada di wilayah Kota Putussibau dan sekitarnya memperlihatkan terjadinya antrean panjang, di mana dalam antrean panjang tersebut didominasi oleh para pengantre khusus, yang nantinya minyak hasil antrean tersebut akan dijual kembali kepada para pengecer.


Penulis: Noto Sujarwoto